Dengan Zenius Aku Berubah



Hai!
Aku Hafsah Nugraha, sebenernya udah merasa tua buat ikutan lomba ini. Tapi karena zenius effect yang aku rasain sampai sekarang, aku pikir ga ada salahnya buat ikutan. HAHAHA.. By the way sekarang aku lagi kuliah tingkat 3 atau semester 5 di jurusan Perpustakaan dan Ilmu Informasi Universitas Pendidikan Indonesia.


#BelajarBerkelanjutan yang dibahas kali ini sebenernya baru aku pelajari istilahnya ketika udah kuliah. LIFELONG LEARNING. Maksudnya apa sih? Jadi kita tuh belajar secara tuntas mengenai suatu bahasan, mulai dari hal-hal dasar sampe ke pengaplikasiannya. Aku ga tau sih ini tujuannya atau bukan yang jelas LIFELONG LEARNING ini diharapkan dapat mengubah mindset seseorang buat jadi seorang LIFELONG LEARNER. Istilahnya udah keren banget sih, seorang pembelajar kekal. Singkatnya seseorang yang terus belajar sepanjang hayatnya.

Aku mulai pake Zenius sejak SMA kelas XII, padahal udah dikasih tau mengenai produk Zenius sejak kelas X. Dulu males banget yang namanya belajar di rumah. Ini terjadi karena lingkungan di sekolah yang kurang kompetitif dan akunya sendiri tergantung sama keadaan lingkungan itu sehingga bikin males-malesan buat belajar, santai aja.. semua sama dan punya keunggulan di pelajaran masing-masing. Lantas aku unggul di pelajaran apa? Unggul di pelajaran Penjas..... doang. Oke. Bener-bener ga menolong bagi anak sepertiku yang sebenernya suka IPS tapi terjebak di dalam jurang kesulitan pelajaran anak IPA.

Masuk kelas X akhir mau ke kelas XI, aku deket sama beberapa anak di ekskul aku dulu. Orang-orang ini punya pemikiran-pemikiran ‘nyeleneh’ tapi menarik buat didiskusikan dengan science. Mereka lah yang bikin aku berkembang dan mancing supaya mau berfikir dengan bener serta berargumen dengan science sehingga akhirnya aku mau ngulik sendiri mengenai berbagai hal yang ga aku pelajari di sekolah. Bahkan sampai sekarang masih sering diskusi random kalo lagi ngumpul di kosan :’v Mulai dari fakta sebenarnya mengenai teori darwin, pendaratan di bulan secara science, G30S/PKI, perang Vietnam, black hole, jodoh dan sebagainya. Terlihat seperti keisengan pelajar SMA yang lagi gabut ya? Emang gabut sih (padahal tugas mah banyak HAHAHA) tapi ya sekali lagi, karena orang-orang tadi lah aku jadi mau ngulik tentang banyak hal. (p.s: Makasi ya kalian, sengaja ga disebutin namanya biar pada geer. HAHAHA *peluk satu-satu*)

Kembali lagi ke bahasan. Nah, di beberapa topik yang pernah aku dan temen-temenku bahas ada tuh yang pada waktu itu dijelasin di zenius.net/blog. Kalo ga salah sih tentang pendaratan di bulan, soalnya waktu itu lagi rame tentang NASA yang katanya selama ini berkonspirasi tentang teori-teori ruang angkasa wkwk.. Sejak saat itu aku jadi rajin baca-baca artikel di zenius kemudian sharing, saling ngasih pendapat, dan ngomentarin konspirasinya itu sendiri bareng dengan temen-temen yang tadi. Seseru itu sih. Padahal cuma ngobrol di sekre yang sempit atau ngga di kantin 4 sambil makan baso ikan + siomay. Dan itu masih berlangsung sampe sekarang, ya meskipun tempatnya pindah...

Berkat Zenius dan artikel-artikel kerennya, aku bisa berfikir lebih rasional sih pada akhirnya. Aku mulai berani mengeliminasi apa yang sebenernya mau dan ngga mau aku lakuin. Aku juga mulai paham bahwa kita ga boleh memahami suatu peristiwa hanya dari satu sudut pandang aja. Oh iya, di awal kelas XII aku belum berlangganan zenius.net. Baru berlangganan tuh sekitar pertengahan September. Jadi sejak awal kenal di kelas X sampai kelas XII awal, aku cuma baca artikel-artikel zenius.net/blog doang. HAHAHA.

Sampai akhirnya..
Mulai galau.
Merasa ga cocok di IPA. 
Dan bingung mau lanjutin kuliah ke mana.
Right, taun ini mau UN dan aku BARU MERASA GA COCOK.
How cool I am? #Savage

Semangat belajar kendor, ga tau mau lanjutin kemana, orang-orang udah nanyain mau ambil apa, stress, merasa ga berguna, ga bisa apa-apa, ah pokoknya apa yang dirasain pas masa-masa mau ‘hijrah’ ke Soshum itu lengkap banget. Sampai akhirnya, di suatu hari aku memutuskan untuk mulai berlangganan zenius.net buat ‘curi start’ persiapan SBMPTN. Sambil belajar TKPA dan memahami ‘Postulat Sabda’, aku juga mulai kepikiran buat lintas jurusan karena liat beberapa kakak kelas yang pada bisa lintas jurusan juga. And I found it! Artikel Zenius yang membahas tentang lintas jurusan. Oke, jadi selama ini juga artikel yang aku baca di zenius itu artikel-artikel yang berbau science. Aku baru baca artikel tentang kuliah ya pas mau lintas jurusan itu WKWK.

Setelah menentukan mau lintas jurusan ke Soshum, aku mulai ngejar materi. Setiap topik Soshum aku pelajari. Terus yang paling gokil pas udah nyentuh materi Sejarah. Dulu pas kelas X sama XI pelajaran Sejarah Wajib paling susah nempel dan paling susah buat dihafal. Iya. DIHAFAL. Betapa polosnya aku mengira Sejarah yang banyak masanya itu harus dihafal. Polos banget. Setelah mulai belajar di Zenius, jadi paham kalo Sejarah itu jangan dihafal tapi diikuti alurnya dipahami peristiwanya kayak lagi baca novel atau nonton film. Really worth it! Bikin ketagihan pula! Belajar materi Sejarah SBMPTN bikin aku paham mata pelajaran Sejarah Wajib dan gara-gara itu juga aku keluar paling awal pas UAS semester ganjil dan Ujian Sekolah. Songong banget emang WKWK.

Perubahan mindset mengenai cara belajar yang mengandalkan ngafalin di kelas XII, mengubah cara belajar aku bahkan hingga akhirnya sekarang menjadi mahasiswa. This is Zenius Effect! Well.. Aku paham bahwa belajar bukan hanya tentang tau materi, tetapi harus juga dibarengi dengan memahami materi, bahkan mungkin pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah aku masuk kuliah, aku makin paham bahwa tujuan belajar itu juga bukan sekadar untuk nilai. Itu semua sebagai proses penting agar pola pikir kita bisa berkembang dan semakin melek serta terus menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. Sebenernya, perasaan aku tutor-tutor zenius udah sering bilang seperti itu, terus artikel-artikel zenius juga selalu ‘memancing’ pembacanya agar mau menjadi seorang LONGLIFE LEARNER dengan mencantumkan hyperlink sebagai referensi di artikel-artikel yang sudah dibuat. Tapi ya... tetep aja kerasanya baru setelah kuliah HAHAHA.

Kenapa baru terasa ketika kuliah? Menurutku itu terjadi karena tidak seperti kebanyakan guru di sekolah, kebanyakan dosen-dosen di kampus (khususnya prodi yang sekarang sedang aku ambil) lebih memperhatikan progres mahasiswanya selama mengontrak mata kuliah tertentu untuk menyatakan mahasiswa yang bersangkutan layak untuk lulus atau harus mengulang tahun depan. Manfaatnya memang terasa setelah memasuki lingkungan yang suasananya berbeda. Ternyata ini manfaatnya. Ini maksud #BelajarBerkelanjutan.

Setelah belajar mati-matian, ditolak SNMPTN, lalu mengikuti SBMPTN, kemudian masuk UPI dan sekarang udah mau tingkat 3, Zenius masih menjadi salah satu platform yang mencerahkan cara berfikir mahasiswa macam aku bahkan sejak masih jadi siswa. Aku paham bahwa sejatinya manusia memang harus terus belajar, tentu saja bukan belajar karena nilai, atau karena akan ujian, atau karena ingin terlihat seperti orang berilmu (berat banget bahasanya etdah) tapi belajarlah karena kebutuhan, belajarlah karena semangat yang muncul dari dalam diri, belajarlah karena memang itulah fitrah manusia untuk terus belajar. Itulah yang dinamakan #BelajarBerkelanjutan hingga akhirnya menjadi seorang LIFELONG LEARNER.

Intinya, dengan Zenius aku jadi berubah. HAHAHA.

Udah ah. 
Thanks and see u, readers! :)

2 komentar:

  1. Mantap sekali bahasanmu, jeng. Jadi tulisan ini buat lomba?

    BalasHapus
  2. Waduh. Suka seneng kalo ada yg komen tuh.. wkwkw.. Iya nih buat lomba. Tapi tetep ada yg ingin aku kasih tau buat pembaca bahwa yg namanya belajar itu ya ga sesimpel untuk dapet nilai doang.

    BalasHapus

Mungkin Kamu Tertarik~

Apa yang Kami Lakukan di Bali? Sebuah Catatan Perjalanan

Saya baru saja kembali sehabis perjalanan Bandung – Bali selama satu minggu menggunakan bis. Iya. Bis. Sungguh perjalanan yang melelahk...