Sepenting Itukah Menulis?

“Kenapa suka nulis?”

Hmm... sebetulnya aku ga tau juga maksud nulis di sini adalah nulis apa. Nulis artikel? Nulis buku? Nulis cerpen? Karena aku sendiri suka nulis apa yang sedang aku rasakan. Semacam curhat? Terkadang, tapi ga semuanya curhat kok... Kalo lagi mau aja. Haha..

WOY APA KABAR?!

Merasa bersalah sekali karena setelah berubulan-bulan baru mood nulis lagi. Btw, sekarang lagi di semester 5 dan ternyata hectic parah :’)) Kuliah, tugas, projek, organisasi, terus datang saling bergantian. Ini sumpah kalo diceritain mah suka jadi pusing sendiri. Jadi ya bawa enjoy aja lah ya.

Nulis.

Kenapa aku nulis?

Mungkin ini jawabannya...

Awal Sadar Suka Nulis

Dulu ga pernah ada tuh nyantumin “menulis” sebagai hobi. Paling ya membaca, karena emang suka banget baca buku cerita pas zaman bocah itu dan bertahan sampe SMP kelas IX, mulai dari baca buku bergambar, majalah Bobo, sampai akhirnya kebaca juga novel-novel remaja yang lumayan tebal.

Kelas IX akhir, diri ini merasakan kegabutan yang luar biasa karena udah beres UN dan sedang suka-sukanya sama Anime Webdiver atau Dennou Boukenki Webdiver. Ga ada artikel yang menjelaskan mengenai anime ini secara mendetail... padahal lagi suka sekali dan ingin nostalgia. Akhirnya kepikiran, “Kalo ga ada yang nulis, aku aja yang nulis dah...” 

Yak, dan akhirnya dibuatlah blog ini.

Sampe masuk ke kelas XII SMA, konten blog sangat konsisten ngebahas Webdiver. Kemudian suatu hari, ketika keisengan ikut lomba nulis membuahkan hasil masuk best 10, akhirnya jadi semangat untuk terus bikin tulisan-tulisan yang mungkin bermanfaat untuk pembaca dan jadi sadar kalo diri ini lebih bisa nulis dibandingkan dengan ngobrol langsung. Nulis pun jadi hobi, meskipun kadang isinya curhat, tapi gak apa-apa lah ya wkwk.. 

Kenapa Harus Nulis?

Pertama, nulis itu penting. Kenapa? Segala macam ide dan hasil pemikiran yang ada di kepala kita, tidak akan pernah diakui jika tidak ada bukti tertulis. Tulisan bisa menjadi sebuah bukti otentik terkait gagasan-gagasan yang telah dituangkan. Selain itu, selama menempuh pendidikan, pekerjaan, yang namanya nulis itu penting. Perlu keahlian dalam merangkai huruf demi huruf, kata demi kata, agar dapat menjadi kalimat yang baik, menjadi tulisan yang baik.

Kedua, yang penting nulis. Kenapa? Hal sepele apapun yang terpikirkan lebih baik dituliskan. Manusia selalu bisa menemukan inspirasi di mana dan kapan saja. Gagasan apapun yang terpikirkan, tulis! Siapa tau pemikiran itu nanti akan menjadi ide yang bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Sekali lagi, tuliskan!

Jadi, apa?

Ini sebenernya ga tau mau nulis apa, tapi lagi ingin nulis aja. Kebiasaan emang :(( Intinya, skill nulis ini bener-bener berguna apalagi selama menjadi anak kuliah. Hampir semua Mata Kuliah pasti ada tugas untuk menulis, baik itu menulis makalah, artikel, feature, dan lainnya. Yang aku rasakan selama ini, hobi menulis ini sangat membantu dalam penyusunan kata-kata dan bagaimana cara menuangkan ide, gagasan ke dalam tulisan. Bagaimana menyusun kata yang baik, bagaimana agar suatu kalimat enak untuk dibaca meski itu ngacapruk sekalipun, serta bagaimana supaya apa yang disampaikan dapat terlihat lebih berbobot dengan menggunakan diksi dan tata kalimat yang sesuai.

Menulis juga bisa menjadi sarana untuk menumpahkan apa yang sedang dirasakan. Hal ini sangat berguna ketika pikiran sudah mulai penat dan mengeluarkan kepenatan dengan menuliskan keluh kesah, pikiran menjadi lebih tenang. Namun dalam menuliskan keluh kesah harus berhati-hati jangan sampai apa yang dituliskan menjadi bumerang bagi diri sendiri atau bahkan menjadi hal yang menyakiti orang lain.

“Menulis bukan hanya sekedar menuliskan apa yang kamu pikirkan, lebih dari itu melibatkan perasaan serta jiwa ke dalam isi tulisannya. Maka menulis adalah identitas.” – Hafsah, 2018 (diketik secara spontan, di kamar kosan)

Selanjutnya mungkin akan kembali nulis mengenai kegiatan perkuliahan. Atau liat aja nanti lah. See u!

Iya, sesepele ini tulisannya. Gak apa-apa.

Dengan Zenius Aku Berubah



Hai!
Aku Hafsah Nugraha, sebenernya udah merasa tua buat ikutan lomba ini. Tapi karena zenius effect yang aku rasain sampai sekarang, aku pikir ga ada salahnya buat ikutan. HAHAHA.. By the way sekarang aku lagi kuliah tingkat 3 atau semester 5 di jurusan Perpustakaan dan Ilmu Informasi Universitas Pendidikan Indonesia.


#BelajarBerkelanjutan yang dibahas kali ini sebenernya baru aku pelajari istilahnya ketika udah kuliah. LIFELONG LEARNING. Maksudnya apa sih? Jadi kita tuh belajar secara tuntas mengenai suatu bahasan, mulai dari hal-hal dasar sampe ke pengaplikasiannya. Aku ga tau sih ini tujuannya atau bukan yang jelas LIFELONG LEARNING ini diharapkan dapat mengubah mindset seseorang buat jadi seorang LIFELONG LEARNER. Istilahnya udah keren banget sih, seorang pembelajar kekal. Singkatnya seseorang yang terus belajar sepanjang hayatnya.

Aku mulai pake Zenius sejak SMA kelas XII, padahal udah dikasih tau mengenai produk Zenius sejak kelas X. Dulu males banget yang namanya belajar di rumah. Ini terjadi karena lingkungan di sekolah yang kurang kompetitif dan akunya sendiri tergantung sama keadaan lingkungan itu sehingga bikin males-malesan buat belajar, santai aja.. semua sama dan punya keunggulan di pelajaran masing-masing. Lantas aku unggul di pelajaran apa? Unggul di pelajaran Penjas..... doang. Oke. Bener-bener ga menolong bagi anak sepertiku yang sebenernya suka IPS tapi terjebak di dalam jurang kesulitan pelajaran anak IPA.

Masuk kelas X akhir mau ke kelas XI, aku deket sama beberapa anak di ekskul aku dulu. Orang-orang ini punya pemikiran-pemikiran ‘nyeleneh’ tapi menarik buat didiskusikan dengan science. Mereka lah yang bikin aku berkembang dan mancing supaya mau berfikir dengan bener serta berargumen dengan science sehingga akhirnya aku mau ngulik sendiri mengenai berbagai hal yang ga aku pelajari di sekolah. Bahkan sampai sekarang masih sering diskusi random kalo lagi ngumpul di kosan :’v Mulai dari fakta sebenarnya mengenai teori darwin, pendaratan di bulan secara science, G30S/PKI, perang Vietnam, black hole, jodoh dan sebagainya. Terlihat seperti keisengan pelajar SMA yang lagi gabut ya? Emang gabut sih (padahal tugas mah banyak HAHAHA) tapi ya sekali lagi, karena orang-orang tadi lah aku jadi mau ngulik tentang banyak hal. (p.s: Makasi ya kalian, sengaja ga disebutin namanya biar pada geer. HAHAHA *peluk satu-satu*)

Kembali lagi ke bahasan. Nah, di beberapa topik yang pernah aku dan temen-temenku bahas ada tuh yang pada waktu itu dijelasin di zenius.net/blog. Kalo ga salah sih tentang pendaratan di bulan, soalnya waktu itu lagi rame tentang NASA yang katanya selama ini berkonspirasi tentang teori-teori ruang angkasa wkwk.. Sejak saat itu aku jadi rajin baca-baca artikel di zenius kemudian sharing, saling ngasih pendapat, dan ngomentarin konspirasinya itu sendiri bareng dengan temen-temen yang tadi. Seseru itu sih. Padahal cuma ngobrol di sekre yang sempit atau ngga di kantin 4 sambil makan baso ikan + siomay. Dan itu masih berlangsung sampe sekarang, ya meskipun tempatnya pindah...

Berkat Zenius dan artikel-artikel kerennya, aku bisa berfikir lebih rasional sih pada akhirnya. Aku mulai berani mengeliminasi apa yang sebenernya mau dan ngga mau aku lakuin. Aku juga mulai paham bahwa kita ga boleh memahami suatu peristiwa hanya dari satu sudut pandang aja. Oh iya, di awal kelas XII aku belum berlangganan zenius.net. Baru berlangganan tuh sekitar pertengahan September. Jadi sejak awal kenal di kelas X sampai kelas XII awal, aku cuma baca artikel-artikel zenius.net/blog doang. HAHAHA.

Sampai akhirnya..
Mulai galau.
Merasa ga cocok di IPA. 
Dan bingung mau lanjutin kuliah ke mana.
Right, taun ini mau UN dan aku BARU MERASA GA COCOK.
How cool I am? #Savage

Semangat belajar kendor, ga tau mau lanjutin kemana, orang-orang udah nanyain mau ambil apa, stress, merasa ga berguna, ga bisa apa-apa, ah pokoknya apa yang dirasain pas masa-masa mau ‘hijrah’ ke Soshum itu lengkap banget. Sampai akhirnya, di suatu hari aku memutuskan untuk mulai berlangganan zenius.net buat ‘curi start’ persiapan SBMPTN. Sambil belajar TKPA dan memahami ‘Postulat Sabda’, aku juga mulai kepikiran buat lintas jurusan karena liat beberapa kakak kelas yang pada bisa lintas jurusan juga. And I found it! Artikel Zenius yang membahas tentang lintas jurusan. Oke, jadi selama ini juga artikel yang aku baca di zenius itu artikel-artikel yang berbau science. Aku baru baca artikel tentang kuliah ya pas mau lintas jurusan itu WKWK.

Setelah menentukan mau lintas jurusan ke Soshum, aku mulai ngejar materi. Setiap topik Soshum aku pelajari. Terus yang paling gokil pas udah nyentuh materi Sejarah. Dulu pas kelas X sama XI pelajaran Sejarah Wajib paling susah nempel dan paling susah buat dihafal. Iya. DIHAFAL. Betapa polosnya aku mengira Sejarah yang banyak masanya itu harus dihafal. Polos banget. Setelah mulai belajar di Zenius, jadi paham kalo Sejarah itu jangan dihafal tapi diikuti alurnya dipahami peristiwanya kayak lagi baca novel atau nonton film. Really worth it! Bikin ketagihan pula! Belajar materi Sejarah SBMPTN bikin aku paham mata pelajaran Sejarah Wajib dan gara-gara itu juga aku keluar paling awal pas UAS semester ganjil dan Ujian Sekolah. Songong banget emang WKWK.

Perubahan mindset mengenai cara belajar yang mengandalkan ngafalin di kelas XII, mengubah cara belajar aku bahkan hingga akhirnya sekarang menjadi mahasiswa. This is Zenius Effect! Well.. Aku paham bahwa belajar bukan hanya tentang tau materi, tetapi harus juga dibarengi dengan memahami materi, bahkan mungkin pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah aku masuk kuliah, aku makin paham bahwa tujuan belajar itu juga bukan sekadar untuk nilai. Itu semua sebagai proses penting agar pola pikir kita bisa berkembang dan semakin melek serta terus menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. Sebenernya, perasaan aku tutor-tutor zenius udah sering bilang seperti itu, terus artikel-artikel zenius juga selalu ‘memancing’ pembacanya agar mau menjadi seorang LONGLIFE LEARNER dengan mencantumkan hyperlink sebagai referensi di artikel-artikel yang sudah dibuat. Tapi ya... tetep aja kerasanya baru setelah kuliah HAHAHA.

Kenapa baru terasa ketika kuliah? Menurutku itu terjadi karena tidak seperti kebanyakan guru di sekolah, kebanyakan dosen-dosen di kampus (khususnya prodi yang sekarang sedang aku ambil) lebih memperhatikan progres mahasiswanya selama mengontrak mata kuliah tertentu untuk menyatakan mahasiswa yang bersangkutan layak untuk lulus atau harus mengulang tahun depan. Manfaatnya memang terasa setelah memasuki lingkungan yang suasananya berbeda. Ternyata ini manfaatnya. Ini maksud #BelajarBerkelanjutan.

Setelah belajar mati-matian, ditolak SNMPTN, lalu mengikuti SBMPTN, kemudian masuk UPI dan sekarang udah mau tingkat 3, Zenius masih menjadi salah satu platform yang mencerahkan cara berfikir mahasiswa macam aku bahkan sejak masih jadi siswa. Aku paham bahwa sejatinya manusia memang harus terus belajar, tentu saja bukan belajar karena nilai, atau karena akan ujian, atau karena ingin terlihat seperti orang berilmu (berat banget bahasanya etdah) tapi belajarlah karena kebutuhan, belajarlah karena semangat yang muncul dari dalam diri, belajarlah karena memang itulah fitrah manusia untuk terus belajar. Itulah yang dinamakan #BelajarBerkelanjutan hingga akhirnya menjadi seorang LIFELONG LEARNER.

Intinya, dengan Zenius aku jadi berubah. HAHAHA.

Udah ah. 
Thanks and see u, readers! :)

Secuit Pengalaman UPI BOOKPEDIA III


Well.. Hello. Ini tulisan nirfaedah sepertinya... Hanya berisi cuitan pengalaman selama kegiatan kemarin. Ya... Yang mau nyimak silakan, tapi kalo yang ga minat juga gak apa-apa. Kalem aja. Ga maksa. Hehehe *apasih :(

Oke.. Ini dia. Pada tanggal 21-23 Maret 2018 lalu, BEM KEMA PERPUSINFO atau BEM-nya anak Perpustakaan dan Ilmu Informasi UPI baru aja beres menjalankan program kerja (proker) terbesarnya yang terakhir yakni UPI BOOKPEDIA III. Banyak banget halangan, rintangan yang menerjang dalam pelaksanaan proker ini. Mulai dari masalah-masalah remeh, masalah yang besar juga apalagi jangan ditanya, terus masalah internal, belum lagi eksternalnya ya... cukup bikin para panitia sering ngabatin mikirin ini proker gimana nasibnya.
Ga perlu dijelasin lah gimana persiapan-persiapan yang udah dimulai sejak H-2 bulanan. Proposal, konsep acara, uang, perizinan, surat-menyurat, gila buset banyak banget yak.... Tapi dengan kepepet segala usaha, akhirnya semuanya selesai tepat pada waktunya karena kerjasama yang hebat antar panitia. MasyaAllah...

H-1 Acara: Semua udah siap, tapi.....
Ya,  semua sudah siap tapi... semuanya degdegan. Sangat degdegan. Jujur saja, banyak diantara panitia yang pesimis jika acara akan berhasil. Namun bagaimanapun semuanya harus tetap dilaksanakan karena semuanya hanya tinggal prakna. Mau tidak mau, apapun hasilnya.. Acara harus tetap berlangsung.

Day 1: Banyak yang mau donor darah euy!
Hari pertama adalah pembukaan. Tanpa diduga-duga, banyak sekali dosen yang hadir untuk mengikuti acara pembukaan. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang bagus. Selesai pembukaan acara yang diresmikan langsung oleh dekan FIP UPI, acara UPIBOOKPEDIA III resmi dimulai! Donor darah dan cek kesehatan mata adalah kegiatan di hari pertama. Dan Alhamdulillah, antusiasme warga UPI untuk donor darah serta cek kesehatan mata sangat besar. Selain itu, dimulai pula bazzar buku dari 9 penerbit Nasional. Mantap! Hari pertama berlangsung dengan lancar... Alhamdulillah..

Sebelum Pembukaan

Peresmian Acara

Foto Bareng

Foto Bareng Panitia

Donor Darah

Day 2: Semnas pengganti kuliah dan launching buku yang baper parah!
Hari kedua merupakan hari yang paling padat. Di mana ada dua kegiatan yang akan dilaksanakan. Pertama yaitu Seminar Nasional mengenai “Peran Taman Bacaan Masyarakat dalam Menyongsong Indonesia Emas tahun 2045” kemudian dilanjutkan dengan Launching Buku karya Alumnus Perpusinfo angkatan 2011, teh Dita Dwi Putri “Catatan Harian Hidup Bersama CRPS”. Kegiatan Semnas ini diisi oleh Pak Nero (Ketua Forum TBM Jabar), Pak Asep (Dosen Ilmu Infromasi dan Perpustakaan Unpad) dan Pak Eriyandi (Fasilitator Program PerpuSeru) serta dengan moderator Pak Gema (Dosen Perpusinfo UPI). Sebenernya tidak ada kesalahan berarti yang dibuat sih kecuali bagian aku sebagai operator yang malah ingin ke toilet di tengah Seminar -__- *skip. Kemudian dilanjut dengan Launching Buku. Ga bisa ngungkapin lebih jauh sih, yang jelas..... silakan beli dan baca sendiri bukunya. Sekedar info, baru baca pengantarnya saja aku udah baper dan pas launching bukunya kemarin, banyak banget peserta yang nangis berurai air mata (termasuk aku hehe) karena saking... apa ya, sedih gitu. Pokoknya beli sama baca aja gera bukunya. Dah gitu aja. Dan hari kedua pun selesai. SEHARI LAGI WOY SEMANGAT!!!

Operator life

Foto Bareng Semnas

Pemberian Penghargaan pada Teh Dita

Day 3: Risa Saraswati dan akustikan malam hari!
Hari ketiga nih. Ikutan bedah buku “Maddah” punya Risa Saraswati dengan Risa secara langsung. RAMAH BANGET WKWKWK. Meskipun agak horror sih ya.. karena... you know lah. Ketika peserta nyanyi lagu “Abdi teh, ayeuna...” Cuma sepotong kemudian teh Risa bilang, “Itu kata ‘anak-anak’ lagunya beresin. Yuk nyanyi lagi.....” dan kita peserta kek, “Bentar.... ‘anak-anak’ yang mana.............” Sip. Abis itu kepikiran terus dah ya gaes :) Tapi bener-bener worth it sih bedah bukunya. Mantap! Apalagi pas bagian ngejar teh Risa yang udah keluar buat minta waktu teh Risa sebentar supaya bisa difoto bareng sama Ambu. It was an amazing moment. Abis itu kita break kecuali buat panitia yang kebagian jaga bazzar buku. Ya.. wayahna itu mah sih. Sambil nunggu malem, sebelum acara penutupan berlangsung. Nah, malemnya nih saatnya penutupan acara UPI BOOKPEDIA III dengan akustikan. Dengan bintang tamu yang oke, membuat malam itu cukup indah untuk dinikmati. Hahaha.. Meskipun setelah (Pak) Riksa “Bio” N’ Friends tampil aku malah niis di samping BPU. Maaf.. Tapi da asli rieut. WKWK *oke skip. Dengan berakhirnya acara akustikan malam itu, secara simbolis kegiatan UPI BOOKPEDIA III pun berakhir! Saatnya panitia ucapkan... Alhamdulillah.....

Bersama Risa Saraswati

(Pak) Riksa "Bio" N' Friends

Well.. Apa ya, bagaimanapun acara kemarin telah berhasil dilaksanakan. Semua pengalaman yang didapat akan menjadi pelajaran berharga bagi panitia maupun voulenteer. Apapun itu, semoga acara ini bisa menjadi pengikat tali silaturahmi yang baik untuk semua pihak yang ikut terlibat dalam acara. Terimakasih kepada semua pihak yang sudah meramaikan dan mensukseskan semuanya. Semoga kita bisa kembali bekerja bersama dengan lebih baik lagi di lain kesempatan.
Mungkin itu saja untuk kali ini. Males nulis lebih panjang lagi. HAHAHA.

Thank u and see u readers! :)

Perpusinfo? Belajar Apaan di Jurusan itu?

Well.. Hello!
Kebetulan kali ini lagi sangat mood buat nulis. Sebenernya udah lama sih mikir buat nulis topik tentang kuliah. Tapi karena moodnya baru muncul sekarang yaaaaaa apa boleh buat.


Yo! Apa kabar? Kali ini aku nulis tentang sesuatu yang “kayaknya” agak berfaedah. Tapi ga tau juga sih ya. WKWK.. Tulisan ini dibuat karena aku lelah dengan pertanyaan tentang..

“Di Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi belajar apa aja sih?”

Ya kalo sehari ada 5 orang aja yang nanya, cape sumpah jelasinnya. Jadi ya lebih baik buat aja tulisannya.

Perpustakaan dan Sains Informasi a.k.a Perpusinfo atau yang lebih dikenal dengan ‘Ilmu Perpustakaan’


Hah? Apaan? Perpustakaan ada ilmunya? Kan cuma jaga Perpus doang nantinya..

Perpustakaan dan Sains Informasi (Perpusinfo) adalah Program Studi (Prodi) atau jurusan yang memiliki konsentrasi terhadap keilmuan mengenai perpustakaan dan informasi. Tapiiiii karena Perpusinfo ini merupakan keilmuan yang multidisiplin, maka mulai dari filsafat, ilmu alam, ilmu terapan, bahasa, ilmu sosial, psikologi, manajemen, arsitektur, interior, teknologi, database... semuanya bisa nyambung ke ranah Perpusinfo. Kaget sih btw pas pertama kali tau ternyata mempelajari banyak rumpun ilmu.

Nah karena keilmuannya yang multidisiplin, Perpusinfo ini ada di fakultas yang berbeda-beda di setiap Universitas. UPI ada di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Unpad ada di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), UI ada di Fakultas Ilmu Budaya (FIB), UM ada di Fakultas Sastra, IPB ada di Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA Pascasarjana), Unair di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (Fisip), UNP ada di Fakultas Sastra, dan masih banyak lagi lainnya.

Perpustakaan dan Sains Informasi FIP UPI
sumber: https://web.facebook.com/prodiperpusinfo/photos/a.787068004676166.1073741825.786876694695297/787563121293321/?type=1&theater

Belajar apa aja sih di Perpusinfo?

(Sekedar info, aku sekarang udah lulus btw. Tahun 2020 setelah 4 tahun kuliah. Jadi tulisan ini sudah mengalami sedikit perubahan berdasarkan perspektif alumni. Sengaja ga dihapus keterangan semester di bawah, biar jadi kenangan wkwk..)

Ya... karena aku anak Perpusinfo UPI, jadi ya ini isinya tentang apa aja yang aku pelajari selama kuliah 3 menuju 4 semester ini di UPI. Secara umum sama aja kok buat mata kuliah di bidang perpustakaannya mah. Perbedaannya hanya pada mata kuliah fakultas dan universitas yang dipelajari serta ciri khas dari masing-masing fakultasnya.
Ada beberapa mata kuliah yang sebenernya aku bener-bener ga nyangka bakal belajar tentang hal itu di Perpusinfo. Mata kuliah yang kentara banget dengan perpustakaan seperti klasifikasi, katalogisasi, pelayanan, akuisisi, pencarian informasi, ya itu mah udah pasti dipelajari kayaknya karena dirasa agak umum. Nah kalo yang ini beda dan emang bikin ngomong, 
“OH BELAJAR GINIAN JUGA YA? HAHA,"
Iya, aku beneran ketawa waktu itu :(( Oke skip.
 
Nah, berikut mata kuliah Prodi yang berhasil menarik perhatian, makin ke bawah kayaknya makin tinggi semesternya:

1. Media Cetak dan Non Cetak: Belajar tentang pengertian, jenis, cara membuat, pokoknya segala macam tentang media cetak dan non cetak. Di mata kuliah ini juga belajar tentang cara desain pake Microsoft Paint, Adobe Photoshop, dan Corel Draw. Lalu cara bikin film pendek mulai dari naskah, konsep, story board, sampai praktik bikin film pendek itu sendiri. Selain itu ada juga tugas untuk melakukan observasi ke percetakan buku dan itu momen yang emang kocak banget sih.

2. Psikologi Perpustakaan: Masuk ke Perpusinfo kirain ngebahas masalah buku doang. Taunya belajar psikologi secara umum juga. Mulai dari perkembangan mental, kebutuhan mental, tingkah laku yang dihubungkan dengan kebutuhan pemustaka. Well.. banyak sekali.

3. Teknik Penulisan Karya Ilmiah: Ketika jurusan lain mah materi tentang mengutip, daftar pustaka, similaritas, plagiarisme dipelajari di tingkat 2 atau 3, eh ini mah awal masuk udah dikasih materi begini. Hidup Turnitin dan Mendeley!

4. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Perpustakaan dan Informasi: Merasa jadi desainer ruangan. Keren sih mata kuliah ini. Observasi ke toko furniture buat bikin rancangan desain perpustakaan sendiri. Meskipun agak malu-maluin buat aku karena beneran disangka mau bikin perpustakaan dengan budget 50jt waktu itu. Padahal halu doang itu buat tugas. Maafin, ya mas-mas Ac* H*rdwa*e :') Nah, kenapa perpustakaan harus didesain semenarik mungkin? Di sini beneran dibahas sih. Keren.

5. Otomasi Perpustakaan: Belajar tentang teknologi, perkembangan, asal mula, sampai gimana cara supaya teknologi yang sedang berkembang ini bisa diterapkan di perpustakaan. Ditambah kita juga harus belajar berbagai macam software yang memang dikhususkan untuk kegiatan perpustakaan dan pengelolaan informasi. Asik ga tuh? Ga tentang buku doang.

6. Bimbingan Minat Baca: Apa ini? Ternyata sebagai (calon) pustakawan harus tau cara meningkatkan minat baca seseorang. Mengingat minat baca bangsa Indonesia tergolong rendah, nah pustakawan sebenernya punya andil besar untuk ikut berperan gimana cara meningkatkannya melalui mata kuliah ini. Dan selama mata kuliah ini juga mahasiswanya sekalian diterapi biar pada suka baca. Haha..

7. Literasi Informasi: Literasi itu lagi digembor-gemborkan sama pemerintah lewat GLS kan? Emang penting ya literasi itu? Nah, semuanya bakal kejawab di mata kuliah ini sebagai persiapan masyarakat dalam bersaing di abad ke-21.

8. Perpustakaan Digital: Cuma ada dua pilihan. Mau diem aja liatin perkembangan zaman atau ikut berkembang bersama dengan zaman? That’s why Digital Library was born.

9. Manajemen Sistem Informasi Perpustakaan dan Informasi: Katanya perpustakaan, terus sistem informasi apaan kok sampe dipelajari? Ya itulah, di sini belajar juga gimana sebuah sistem informasi itu dikelola supaya informasi pada akhirnya dapat tersampaikan dengan baik. Ga hanya dari sisi manajerial tapi dari sisi TIK-nya juga. Asik sih.

10. Manajemen Museum: Dikirain bakal bahas tentang perpustakaan doang ternyata belajar juga mengenai museum. Museum dipelajari karena merupakan salah satu lembaga informasi yang secara garis besar berfungsi untuk merawat dan menyampaikan informasi yang dimiliki oleh koleksi-koleksinya. Di Matkul ini juga biasanya ada kegiatan observasi di mana satu angkatan jalan-jalan melakukan studi komparatif. Kebetulan angkatan 2016 melakukan studi komparatif ini ke Bali yang tulisannya bisa dibaca di sini.

11. Monitoring dan Evaluasi Perpustakaan dan Informasi: Dalam mengelola perpustakaan tentu ada aturannya dong. Nah, di Matkul ini belajar tentang berbagai macam peraturan perundang-undangan, standar-standar yang membahas menegenai perpustakaan baik di tingkat Regional, Nasional, maupun Internasional. Selain itu kita juga belajar cara melakukan monev, model, strategi yang bisa dipake, dan belajar juga bikin instrumen yang kelak akan terpakai pas lagi nyusun skripsi. Haha..

12. Teknologi Media: Belajar tentang media. Kayak lanjutan dari Mata Kuliah Media Cetak dan non Cetak sih kalo secara teori, cuma untuk praktik lebih mendalam karena bener-bener belajar cara bikin vido, film pendek secara "lebih profesional". Btw, ini matkul khusus buat yang ambil konsentrasi TIK.

13. Penelusuran Online dan Kerjasama dalam Jejaring: Di matkul ini kita belajar gimana sebenernya perpustakaan mengelola informasi yang mereka miliki supaya dapat ditelusuri bahkan diakses secara online dan juga melihat bentuk kerjasama yang mungkin dilakukan antar lembaga informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.

14. Digital Asset Management: Sekali lagi, perpustakaan bukan cuma tentang buku. Sekarang udah banyak perpustakaan yang punya aneka macam koleksi digital sehingga perlu dipikirkan juga gimana cara mengelolanya supaya koleksi itu bisa terus eksis dan digunakan sampai nanti entah kapan.
 
Udah ah :(
Oke. Lanjut.

Ada praktik ga?

YA ADA DONG. Praktik langsung di Perpustakaan Pusat UPI cara akses jurnal, ngasih user education, ngeklasir buku, ngolah buku dari awal pertama dateng sampe bisa ada di rak. Ya... bagi yang suka bilang “Perpustakaan mah gampang kuliahnya” serius, sini coba ngeklasifikasi buku sama bikin katalog judul, pengarang, subjek, sama nomor klasifikasi sekalian input, menentukan tajuk subjek, masang nomor klasifikasi, tagging, dan kamuflase juga. Paling minimal, pasti bingung ngeklasifikasi gimana :))

Pemberian cap kepada koleksi

Pemeriksaan data koleksi

Selain praktik di Perpustakaan UPI ada juga praktik-praktik lain yang diselenggarakan langsung di kelas, Lab Prodi, maupun kunjungan praktik secara langsung. Beberapa praktik yang aku inget sih Praktik Instalasi Otomasi Perpustakaan (SLiMS) yang kelak sangat kepake ketika PPL di sekolah wkwkw.. Kemudian Praktik Preservasi Bahan Pustaka di Perpusnas RI, Praktik Pembuatan dan Pengelolaan E-Book, Praktik Instalasi Repository (yang nyaris gila aku dibuatnya) dan beberapa praktik lain yang dibungkus beberapa kegiatan non akademik. Seru asli.

Prospek kerja?

Nah ini yang paling banyak ditanyain. Percayalah, hampir semua sekolah dan lembaga mempunyai perpustakaan dan arsip yang harus dikelola. Dengan jumlah lembaga (pemerintah & non-pemerintah), perpustakaan, dan sekolah yang banyak tersebar di berbagai daerah, kebayang mungkin lapangan kerja untuk para pengelola informasi, para pustakawan? Bahkan ga hanya pustakawan, bisa juga sebagai manajer informasi, dan pengembang TIK di Perpustakaan.

Apa lagi ya? Kok jadi bingung. Intinya sih gitu. Perpusinfo ini beneran Prodi yang keren dan mindblowing sih menurutku. Dulu kan perspektif masyarakat tentang perpustakaan pasti gedung tua penuh buku berdebu dan dikelola oleh pustakawan tua yang galak. Padahal ngga juga. Coba main ke Perpustakaan Daerah atau ke Perpustakaan Nasional RI yang 27 lantai itu sekalian. KEREN PARAH! Beberapa foto yang ada di bawah ini malah memperlihatkan bahwa Perpustakaan itu sebenernya keren. HAHAHA

27 lantai nih!

Di Perpusnas bisa sesantai ini

Salah satu sudut ruangan di Perpusnas RI

Ini baru pintu masuk Perpusnas RI...

Terakhir sebagai penutup, Perpusinfo adalah keilmuan yang sangat luas. Semua rumpun ilmu dipelajari di sini. Karena memang begitulah karakter yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan.
"Seorang pustakawan setidaknya harus tau sedikit dari banyak hal di luar keilmuannya sendiri."
– Pak Ajie ketika pembelajaran di kelas Mata Kuliah Akuisisi, 2017

Udah kali ya. Kepanjangan perasaan. Jika ada yang mau ditanyain mah tulis aja di kolom komentar atau cek web Perpusinfo UPI. Banyak info yang bisa didapet di sana pastinya. Ubek-ubek aja lagi infonya sendiri wkwk..



Okay, that’s all!
Thanks!

p.s: Foto di atas berasal dari dokumen pribadi.

Mapres yang Bukan Mapres

Mahasiswa Berprestasi?

Well.. bagiku yang lebih senang kuliah dan nugas dengan nyantai sambil nulis ga jelas, menjadi seorang Mahasiswa Berprestasi (Mapres) merupakan hal yang tak pernah sedikitpun terbesit di dalam pikiran. SUMPAH DAH! Seorang Mapres memang harus menjadi unggulan baik didalam maupun diluar akademik. IP dan IPK yang nyaris menyentuh angka 4,00 dan minimal memiliki 10 prestasi yang diraih selama kuliah (Ini serius. Minimal banget 10. Di pedomannya begitu) dan segudang pencapaian luar biasa lainnya.

Oke cukup sampai di sini.

Aku yang pagi itu baru sadar dan pulih dari kelelahan yang menerpa setelah melaksanakan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) di Subang, kaget karena mendengar suara notifikasi “khusus” Whatsapp.

‘Ting’

Firasat tidak enak seketika menerpa hati. Serius ini. DEG! Kemudian aku membuka pesan tersebut. Dan..........

Ya. Aku diinstruksikan untuk mengikuti Pemilihan Mapres (Pilmapres) di tingkat Program Studi (Prodi).

Aku istighfar.
Allah Maha Besar. Maha Kuasa.

WOY!!! Ini gimana caranya 4 hari bikin KTI dengan tema yang sudah ditentukan begini?! Belum lagi harus dipresentasikan. Dan harus memiliki kemampuan berbahasa asing (diutamakan bahasa Internasional PBB) yang mumpuni. PANIK DONG WKWK. Kala itu rasanya ingin menghujat keadaan tapi dipikir-pikir percuma juga. HAHAHA.

Akhirnya dengan masih kebingungan karena taun lalu ga ikut Pilmapres dan sebenerya ga pernah mau ikutan Pilmapres, aku nyoba nyusun kerangka dan mencari permasalahan apa yang mau dibahas. Dimulai dari mencari pengertian dari tema Mapres tentang Sustainable Development Goals (SDGs), maksud dan tujuannya, juga berbagai macam informasi yang mungkin relevan dengan SDGs dan keilmuan yang sedang aku dalami yakni mengenai Perpustakaan. Selama 3 hari, aku susun semua materi yang dipahami, dihubungkan dengan Perpustakaan hingga aku temukan masalah dan bagaimana solusinya. Hasilnya? Tidur ga nyenyak selama 3 hari. Nuhun :)

Hari itu tiba. Hari ketika aku harus mempresentasikan hasil dari KTI yang telah dibuat. GILA PARAH RASANYA. KEK MAU DISIDANG GITU WKWKWK. Parno, degdegan, keringetan, sakit perut, sampe ingin loncat dari lt. 2 Prodi. *Oke yang terakhir becanda :(* Udahlah. Ga ngerti lagi. H-1 tenang banget kek besoknya ga ada apa-apa. Pas hari H, malah kek ingin balik aja gitu ke rumah. HAHAHA.

Akhirnya giliranku masuk.
Presentasi.
Pertanyaan.
Jawab. Seadanya. Sepahamnya. Dengan B. Inggris ala kadarnya.
Aku pun keluar dari ruangan.

GILA KELUAR RUANGAN LEMES LAH. HAHAHA. Padahal pertanyaan yang dikasih ga susah sebenernya. B. Inggris-nya pun masih bisa aku pahami dengan sekali denger. Tapi degdegannya itu loh udah ga paham lagi. Apalagi entar kalo sidang skripsi woy. WKWKWK.

Peserta Pilmapres Prodi yang terdiri dari 5 orang itu, disuruh untuk menunggu. Degdegan kita semua. Saling nebak dan nuduh siapa yang bakal lolos. Kemudian sampai pada saat pengumuman.

Kita semua disuruh masuk ruang presentasi.
Baris. Kek mau pengumuman tentang Yudisium.

“Baik. Berdasarkan hasil penjurian, maka yang berhasil lolos mewakili Prodi untuk kegiatan Pilmapres tingkat Fakultas adalah mahasiswa dengan NIM 16.... 03.... 695. Ya, Selamat!”

Istighfar. Hamba Istighfar sebanyak-banyaknya. YA ALLAH, KOK YANG LOLOS AKU?!

Dari situ langsung reflek jongkok sambil nengok ke belakang. Berusaha meyakinkan diri bahwa ini pasti cuma mimpi. Atau menyangkal semua dengan berasumsi bahwa keknya salah nyebutin NIM deh. Tapi sayangnya ngga.

Ga yakin harus bersyukur atau malah menghujat keadaan. Kenapa aku yang lolos? Kenapa ga orang lain? Masa yang kek aku gini mapres? Allahuakbar... Allah Maha Besar. Ada yang begini ya.....

Hari itu rasanya males banget buat pulang. Kaget. Masih berharap semuanya adalah kesalahan. Aku cuma bisa bengong sambil makan konsumsi yang tadi dikasih. Tapi tetep rasanya hampa banget. Merasa ga cocok, merasa berat, dan juga masih shock. Tapi untungnya banyak pihak yang meyakinkan hati ini agar terus berjuang. Ya.. seengganya semangat balik lagi lah.

Begitulah. Pada akhirnya memang akulah yang lolos. Tapi di sisi lain aku masih tidak merasa bahwa aku layak menjadi Mapres. Masih banyak yang belum aku ketahui. Masih banyak yang harus aku pelajari. Masih banyak yang ternyata masih harus aku asah, terutama dalam kemampuan untuk menulis secara ilmiah. B. Inggris masih kacau. Prestasi pun tidak banyak.

Hidup kadang penuh dengan aneka macam kejutan. Seperti ini. SEBUAH KEJUTAN :)) Kaget. Parah. PARAH. HAHAHAHAHA. Aku tidak merasa bahwa aku pintar. Bahkan tidak sedikitpun aku merasa bahwa aku adalah Mapres. Boro-boro mikirin jadi Mapres. Apa itu Mapres.....

Di sini ada pelajaran yang (mungkin) bisa diambil. Pertama. Apapun bisa terjadi jika Allah sudah berkehendak. Kedua. Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Meskipun waktu sebelum presentasi hanya sekitar 3-4 hari, tapi apabila dimaksimalkan ya bisa aja ternyata. Ya.. Meskipun harus mengorbankan jam tidur dan waktu liburan sih. Dan yang ketiga. Sekali lagi. Apapun bisa terjadi jika Allah sudah berkehendak.

Btw, terimakasih kepada 4 rekan lainnya yang sudah mau ikut berjuang bersama untuk Pilmapres kali ini. Nuriska Garnitasari, Mahda Aulia Prasetia, Rusdan Kamil, Muhammad Haidar. Dengan penuh kebingungan... Akhirnya udahan juga. Meskipun ya.... ya gitulah. Malah puas bully aku dah kalian semua :'))


Yup, that's all. Ini sih curhat ya. Yaudah gpp *Keknya yg paham bakal ketawa nih.

Thanks for all attention readers!
See u on the next post!

Salam,
Mapres yang bukan Mapres.

Mungkin Kamu Tertarik~

Apa yang Kami Lakukan di Bali? Sebuah Catatan Perjalanan

Saya baru saja kembali sehabis perjalanan Bandung – Bali selama satu minggu menggunakan bis. Iya. Bis. Sungguh perjalanan yang melelahk...